Rabu, 28 Mei 2014

Metode Penelitian

Sugiyono (2013), menyatakan bahwa "Metode Penelitian Bisnis dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan  data yang valid dengan tujua dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bisnis".

Jenis-jenis Metode Penelitian

Menurut bidang, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian akademis, profesional dan institusional. Dari segi tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian murni dan terapan. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian survey, expostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research, evaluation research, sejarah dan Research and Development (R&D). Dari level of expalanation dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.

Tujuan Penelitian

Secara umum ada empat tujuan utama : 
  1. Tujuan Exploratif (Penemuan) : menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu. 
  2. Tujuan Verifikatif (Pengujian) : menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada. 
  3. Tujuan Developmental (Pengembangan) : mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada.
  4. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi).

sumber : Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Selasa, 24 September 2013

Analisis Diferensial



INFORMASI  AKUNTANSI DIFERENSIAL


Differential Accounting Information


 


Konsep Informasi Akuntansi Diferensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternative suatu tindakan tertentu dibandingkan dengan tindakan lain.

Dengan kata lain informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternative tindakan yang terbaik di antara alternative yang tersedia.

Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial.

  1. Pengambilan Keputusan untuk Membeli atau Membuat Sendiri
  2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
  3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk tertentu
  4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri ( Buy or Make Decision)
Dalam keputusan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yakni sebagai berikut :

1.  Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok luar.
2.   Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut.

Sabtu, 21 September 2013

JUST-IN-TIME ( JIT )


Pengertian JIT

Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
JIT mempunyai empat  aspek pokok sebagai berikut:
  1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
  2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
  3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan. 
  4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.

A. Pembelian JIT 
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:
  1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya. 
  2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
  3. Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
  4. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
  5. Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
  1.  Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan 
  2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya. 
  3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung. 
  4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara individual 
  5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

B. Produksi JIT

Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
  1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation (stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol
  2.  Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep waktu tunggu nol) 
  3. Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation). 
  4. Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.

Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam bidang: 
  1. Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
  2. Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
  3. Waktu perpindahan
  4. Tenaga kerja langsung dan tidak langsung 
  5. Ruangan  
  6. Biaya mutu 
  7. Pembelian bahan

Pengertian Anjak Piutang


  
Factoring (anjak piutang) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu asset (piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.Menurut Kasmir dalam “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya” menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan (klien).Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.

Kamis, 05 September 2013

Wirausaha



Wirausaha

Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll
Berikut ini adalah pengertian dan definisi wirausaha menurut beberapa ahli:
Ø  Joseph C. Schumpeter
Wirausaha adalah orang yang mampu menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan pasar yang baru dan mengambil keuntungan-keuntungan atas perubahan-perubahan tersebut.
Ø  Raymond W.Y. Kao
Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita.
Ø  Richard Cantillon
Wirausaha adalah seseorang yang mampu memindahkan atau mengkonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Ø  Schumpeter
Wirausaha merupakan inovator yang tidak selalu menjadi inventor (penemu).
Ø  Syamsudin Suryana
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakteristik percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko yang wajar, kepemimpinan yang lugas, kreatif menghasilkan inovasi, serta berorientasi pada masa depan.

Ciri-Ciri Dan Watak Kewirausahaan
1.        Percaya diri : Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,dan optimisme.
2.   Berorientasi pada tugas dan hasil : Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.
3.         Pengambilan resiko : Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.        
4.         Kepemimpinan : Perilaku sebagai pemimpin, menanggapi saran-saran dan kritik.
5.         Keorisinilan : Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6.         Berorientasi ke masa depan.

Syarat- Syarat Wirausaha :
1.         Memiliki sifat mental positif
2.         Mampu berpikir kreatif
3.         Rajin mencoba hal- yang baru
4.         Memiliki motivasi dan semangat jiwa yang tinggi
5.         Mampu berkomunikasi
Ciri-Ciri Wirausaha Yang Sukses
1.         Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas.
2.    Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.
3.         Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
1.  Innovating Entrepreneurship : Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif.
2.      Imitative Entrepreneurship :  Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3.  Fabian Entrepreneurship : Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-  peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4.  Drone Entrepreneurship : Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan  perubahan-perubahan  dalam  rumus  produksi sekalipun  hal  tersebut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di  banyak  negara berkembang masih  terdapat jenis entrepreneurship  yang lain  yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977).